Netizen China Ancam Boikot Aplikasi Pengiriman Makanan yang Buat Kotak Halal

Netizen China Ancam Boikot Aplikasi Pengiriman Makanan yang Buat Kotak Halal

Maya Safira - detikFood
Kamis, 20 Jul 2017 12:55 WIB
Foto: Shanghaiist
Jakarta - Aplikasi pengantaran makanan populer di China, Meituan, menghadapi kontroversi online. Alasannya karena layanan ini mulai memisahkan infrastruktur logistik untuk makanan halal.

Meituan baru-baru ini mengumumkan akan membekali pengantar makanannya akan dengan dua kotak pengiriman. Kotak normal untuk makanan non-halal. Sementara kotak lebih kecil untuk makanan halal.

Servis tersebut menyebabkan netizen China mulai mengkritik perusahaan terkait "diskriminasi" terhadap non-Muslim. Mereka juga mengkhawatirkan pertumbuhan Islam di negaranya, lapor Shanghaiist (19/7).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Netizen China Ancam Boikot Aplikasi Pengiriman Makanan yang Buat Kotak HalalFoto: Shanghaiist


Netizen sampai mengancam akan menghapus aplikasi secara massal. Salah satu forum di Weibo terkait topik kontroversial ini menarik hampir 50.000 komentar. Komentar teratas dengan 18.000 likes menyebut,"Meituan benar-benar bertindak diluar moralitas alami."

Sementara itu, pengguna Weibo lainnya secara khusus menuduh perusahaan melakukan diskriminasi terhadap orang Han. Mempertanyakan mengapa pemisahan kotak tidak ditawarkan juga untuk mereka, penganut Buddha atau orang dengan keyakinan agama lain yang memerlukan pola makan tertentu. "Saya tidak suka makan domba, bisakah saya punya kotak pengiriman terpisah juga?" tanya pengguna Weibo lainnya.

"Meituan mengirimkan baik makanan halal dan non-halal. Ini sangat tidak tepat atau harmonis. Untuk menjaga kesucian makanan minoritas, kami konsumen non-halal harusnya mulai menggunakan Ele.me (aplikasi pengiriman populer lainnya). Cara ini membuat Muslim punya aplikasi halal sendiri," sindir netizen lainnya, bergabung dengan ajakan boikot Meituan dan menghapus aplikasinya.

Netizen China Ancam Boikot Aplikasi Pengiriman Makanan yang Buat Kotak HalalFoto: iStock


Adapun sebagian netizen mempertanyakan siapa sebenarnya yang melakukan diskriminasi dalam masalah ini. Dalam sebuah posting populer, seorang pengguna Weibo bertanya,"Apakah ada hak seseorang yang dirugikan dengan perubahan logistik ini? Jika Anda yakin bahwa umat Islam benar-benar tidak adil memaksa mengakomodasi keyakinannya, maka apakah Anda juga tidak melakukan kesalahan sama dengan ribut dan menyerukan pemboikotan atas masalah ini?" (msa/odi)

Hide Ads